Makassar, Jumat 20 Mei 2011. BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan melaksanakan upacara bendera dalam peringatan Hari Kebangkitan Nasional(Harkitnas) ke 103 di halaman Kantor Perwakilan Sulawesi Selatan di Jalan Andi Pangerang Pettarani Makassar. Upacara tersebut diikuti oleh seluruh pegawai di Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Balai Diklat Makassar dan Peserta Diklat CPNS BPK RI Tahun 2011. Bertindak selaku Inspektur Upacara adalah Kepala Perwakilan Sulawesi Barat, Drs. Sri Haryoso Suliyanto, M.Si. Peserta Diklat CPNS ditunjuk sebagai petugas upacara dan salah satu pesertanya ditunjuk sebagai Komandan Upacara.
Setelah pembacaan naskah-naskah yang meliputi Pancasila dan UUD 1945, Inspektur Upacara membacakan sambutan tertulis dari Menteri Komunikasi dan Informatika, Tifatul Sembiring. Tema yang diangkat pada peringatan Harkitnas kali ini, adalah : ”Dengan Semangat Hari Kebangkitan Nasional Ke 103 Tahun 2011, Kita Wujudkan Kebangsaan Yang Berkarakter, Bersatu, Dan Berdaya Saing Menuju Masyarakat Yang Sejahtera”. Dalam sambutan tersebut, Menteri mengajak kita semua dalam rangka tetap menjaga konsistensi nilai-nilai kebangsaan yang telah dirintis oleh para pendahulu kita, tentunya sebagai generasi penerus perjuangan bangsa, kita tidak boleh lengah dan lupa akan makna hakiki nilai-nilai kebangsaan tersebut, khususnya dalam menyikapi dan menghadapi era perubahan dan kemajuan yang secara terus menerus akan terjadi.
Sejenak kita menengok ke belakang proses lahirnya pergerakan kebangkitan nasional, bahwa perjuangan para pemuda pada masa itu dihadapkan pada berbagai situasi yang sangat kompleks. Budi Utomo yang mampu memicu munculnya organisasi-organisasi pergerakan kaum muda, baik yang bersifat kedaerahan, politik, serikat pekerja, keagamaan, kewanitaan, dan kepemudaan. Munculnya berbagai organisasi itu, mewarnai bangkitnya nilai-nilai nasionalisme dan berlanjut pada tahun 1928 dengan bersatunya berbagai kelompok organisasi -khususnya organisasi kepemudaan-mewujudkan suatu gerakan nasionalis sejati melalui Sumpah Pemuda: “Satu Tanah Air, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa” . Pada tahun 1908 dan 1928 kaum pelajar yang bercita-cita Indonesia merdeka membangun nasionalisme melalui pikiran dan cita-cita yang digerakkan dalam organisasi pemuda. Selanjutnya para pemuda tahun 1945-1949 adalah para pemuda pejuang yang membangun nasionalisme melalui tetesan darah dan bau mesiu dalam revolusi kemerdekaan. Demikian pula dengan angkatan 66, angkatan 98 yang melahirkan reformasi, secara hakiki, nilai-nilai perjuangannya tidak lain adalah untuk mewujudkan cita-cita kebangsaan sesuai dengan zamannya.
Selain itu, Menteri mengajak kepada bangsa Indonesia marilah kita kokohkan karakter Nasional yang merupakan jati diri bangsa, jangan sampai nilai-nilai luhur dari pendahulu kita yang telah tertanam dalam semangat perjuangan kemerdekaan Indonesia hilang begitu saja.
BANGKITLAH BANGSAKU! Marilah kita tetap menjalin persatuan dan kesatuan bangsa dalam kehidupan yang demokratis dalam mewujudkan aparatur pemerintah yang bersih dan sejahtera.