Aga Kareba…
Selamat Hari Jadi Kota Pare-pare Ke-64, 17 Februari 2024
‘Menuju Kota Tujuan Investasi”
Kata Parepare punya arti tersendiri dalam bahasa Bugis, kata Parepare bermakna “ Kain Penghias “ yg digunakan diacara semisal pernikahan, hal ini dapat kita lihat dalam buku sastra lontara La Galigo yang disusun oleh Arung Pancana Toa Naskah NBG, Sejarah Kota Parepare diawal perkembangannya merupakan dataran tinggi yang ditumbuhi semak-semak belukar dan diselang-selingi oleh lubang-lubang tanah yang agak miring sebagai tempat yang pada keseluruhannya tumbuh secara liar tidak teratur, mulai dari utara (Cappa Ujung) hingga ke jurusan selatan kota. Kemudian dengan melalui proses perkembangan sejarah sedemikian rupa dataran itu dinamakan Kota Parepare yang mana tahun 1963 istilah Kota Praja diganti menjadi Kotamadya dan setelah keluarnya UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, maka status Kotamadya berganti menjadi “KOTA” sampai sekarang ini. Berdasarkan Surat Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah No. 3 Tahun 1970 ditetapkan hari kelahiran Kotamadya Parepare tanggal 17 Februari 1960.
Kota Parepare adalah salah satu Daerah Tingkat II di Provinsi Sulawesi Selatan yang berada diwilayah pemeriksaan Subauditorat Sulawesi Selatan II BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan. Kota ini memiliki luas wilayah 99,33 km2, salah satu tokoh terkenal yang lahir di kota ini adalah B.J. Habibie, Presiden ke-3 Indonesia. Di Kota ini pula dibangun monumen Cinta Sejati Habibie Ainun, yang dibuat untuk mengenang cinta Presiden ketiga Republik Indonesia Bacharuddin Jusuf Habibie kepada istrinya Hasri Ainun Besari, dan menjadi destinasi wisata menarik yang berlokasi di Jalan Karaeng Burane, Mallusetasi, Kec. Ujung, Kota Parepare. Selain itu Kota Parepare juga memiliki beberapa objek pariwisata yang antaranya Pantai Lumpue, Kebun Raya Jompie, Terumbu Karang Tonrangeng, dan Pantai Mattirotasi.