Jakarta, Selasa (26 Juni 2012) – Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) menyelenggarakan Lokakarya “BPK Peduli Lingkungan” di Kantor Pusat BPK RI pada hari ini (26/6) dengan menghadirkan narasumber Menteri Lingkungan Hidup, Dr. Balthasar Kambuaya, Menteri Lingkungan Hidup periode 1978-1993, Prof. Dr Emil Salim, Menteri Lingkungan Hidup periode 1999-2001, Dr. A. Sonny Keraf, Menteri Lingkungan Hidup periode periode 2004.-2009, Ir. Rachmat Witoelar, dan para praktisi lingkungan, serta pimpinan lembaga yang bergerak di bidang lingkungan. Lokakarya ini dibuka oleh Ketua BPK RI, Drs. Hadi Poernomo, Ak. dan dihadiri oleh Anggota BPK RI, Dr. Ali Masykur Musa, M.Si., M.Hum. selaku fasilitator, pimpinan pusat studi lingkungan, dan pimpinan Lembaga Swadaya Masyarakat, serta para pejabat di lingkungan BPK RI.
Lingkungan hidup merupakan aspek yang sangat penting bagi kehidupan mahluk hidup dan bumi yang kita cintai. Pengelolaan lingkungan hidup yang tidak baik akan berdampak kepada munculnya kerusakan lingkungan hidup seperti pengundulan hutan, pencemaran udara, air, hilangnya atau rusaknya habitat bagi flora dan fauna, dan peningkatan gas-gas rumah kaca. Lingkungan hidup yang rusak selanjutnya akan berdampak bagi kehidupan manusia dengan munculnya antara lain bencana banjir, kekeringan, hilangnya keanekaragaman hayati seperti kepunahan hewan dan tumbuhan langka, dan perubahan iklim. Pemerintah, masyarakat, pengusaha, para praktisi serta pihak terkait lainnya perlu bahu-membahu bekerjasama sesuai fungsi masing-masing untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup sehingga lebih lanjut akan meningkatkan kualitas kehidupan manusia serta mahluk hidup lainnya untuk saat ini dan masa-masa yang akan datang.
BPK RI Sebagai lembaga pemeriksa pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara telah melakukan pemeriksaan lingkungan antara lain pemeriksaan pengelolaan hutan, pertambangan batubara, pengelolaan sampah, rehabilitasi hutan dan lahan, pengukuhan kawasan hutan, pertanian, perikanan, pengendalian kebakaran hutan dan kelautan. Pemeriksaan ini telah memberikan kontribusi yang positif bagi pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara di instansi-instansi terkait khususnya antara lain dibidang penerimaan negara, kebijakan pengelolaan, dan pelaksanaan ketentuan perundang-undangan serta pertanggungjawaban keuangan negara.
BPK RI juga bekerjasama dengan Badan pemeriksa negara lain (Supreme Audit Institution/SAI) dalam upaya meningkatkan kapasitas auditor dan institusi pemeriksa untuk melakukan pemeriksaan lingkungan. BPK RI antara lain dengan Jabatan Audit Negara (SAI Malaysia), SAI Vietnam, dan SAI Kamboja telah melakukan kerjasama dalam melaksanakan pemeriksaan lingkungan dan penyelenggaraan training khususnya implementasi penggunaan teknologi Geographical Information System (GIS) dalam pemeriksaan. Di samping itu, BPK RI juga aktif dalam organisasi pemeriksaan yang berskala lebih besar seperti INTOSAI WGEA. BPK RI adalah anggota Intosai WGEA (International Organization of Supreme Audit Intitutions Working Group on Environmental Auditing) sejak tahun 1998 dan terlibat dalam berbagai kegiatannya antara lain peserta pemeriksaan bersama terkait pengelolaan perubahan iklim bersama beberapa SAI dari negara maju dan berkembang, project leader penyusunan Guidance Material on Auditing Forestry yang digunakan oleh Badan-badan Pemeriksa Anggota INTOSAI WGEA di seluruh dunia dan berkontribusi secara aktif dalam penyusunan manual training pemeriksaan pertambangan, perikanan, dan lain-lain. Peranan BPK RI di INTOSAI WGEA semakin meningkat dengan terpilihnya BPK sebagai ketua Intosai WGEA di Pan Americano Hotel, Buenos Aires, Argentina pada pertemuan Steering Committee ke-11 tanggal 11 November 2011, yang dihadiri oleh Anggota INTOSAI WGEA.
Lokakarya ini dimaksudkan sebagai media komunikasi informal antara BPK RI dengan pemerintah, para praktisi, dan penggerak serta pemerhati lingkungan dengan tujuan untuk meningkatkan hubungan kerja antara BPK RI dengan para stakeholder lingkungan dan memperoleh data dan informasi terkini yang terkait dengan lingkungan hidup. Hasil lokakarya ini akan menjadi bahan bagi BPK RI untuk melaksanakan pemeriksaan atas pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara sehingga di masa yang akan datang lebih memperhatikan lingkungan hidup, serta memperoleh masukan dalam penyusunan Rencana Kerja (working plan) Kelompok Kerja Pemeriksaan Lingkungan badan pemeriksa se-dunia (INTOSAI WGEA) periode 2014-2016. Pada periode tersebut, setelah mendapat pengesahan INTOSAI Governing Board pada bulan November 2013, BPK RI akan menjadi Ketua INTOSAI WGEA menggantikan Ketua INTOSAI WGEA saat ini yaitu National Audit Office of Estonia.
Lokakarya ini diselenggarakan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan meningkatkan pemahaman terkait pelaksanaan pemeriksaan lingkungan dan peningkatan peran serta BPK RI di lingkungan dunia internasional, khususnya INTOSAI WGEA.
Diharapkan lokakarya ini akan menjadi sarana bagi para narasumber dan peserta untuk memberikan pandangan dan penilaian terkait permasalahan lingkungan sesuai dengan bidang masing-masing dari narasumber, kebijakan ekonomi lingkungan terkait pengelolaan lingkungan global, dan strategi pengelolaan isu-isu global seperti perubahan iklim, keanekaragaman hayati, pengelolaan hutan, air dan udara, serta harapan terhadap BPK RI dan Lembaga Pemeriksa sejenis di negara lain dalam berkontribusi meningkatkan kualitas lingkungan hidup.
BIRO HUMAS DAN LUAR NEGERI